Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 16 Mei 2017

METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG

Metode pencatatan persediaan barang dagangan dalam akuntansi ada dua yaitu:
1. Metode Fisik (Periodik)
Metode pencatatan persediaan secara fisik biasa disebut juga dengan sistem periodik (periodic inventory system), karena untuk menentukan nilai atau harga pokok persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi harus dilakukan penghitungan secara fisik (stock opname) di gudang tempat menyimpan barang yang bersangkutan untuk mengetahui besarnya persediaan barang dagangan pada akhir periode.
Jika nilai persediaan barang dagangan tidak dapat diketahui melalui pencatatan, maka harga pokok barang yang terjual juga tidak dapat ditentukan dengan benar. Oleh sebab itu, pada akhir periode penting untuk dilakukan pencatatan persediaan.
2. Metode Perpetual atau Terus-menerus (Continue)
Metode ini disebut perpetual atau terus-menerus (continue) karena aliran barang dagangan dapat diikuti secara terusmenerus setiap saat. Di dalam sistem ini, setiap saat dapat diketahui besarnya nilai atau harga pokok barang yang terjual serta jumlah persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi.
Metode Perpetual yaitu mencatat persediaan secara berkelanjutan. Jadi, setiap ada transaksi pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung di rekening persediaan pada saat terjadinya transaksi. Dari catatan ini pula persediaan bisa diketahui secara real-time.
Karakter pencatatan dengan sistem perpetual sebagai berikut:
  1. Pembelian barang dagangan untuk dijual akan dicatat dalam rekening persediaan barang dagangan bukan rekening pembelian.
  2. Biaya angkut pembelian, retur, dan pengurangan harga pembelian, serta potongan tunai pembelian dicatat dalam rekening persediaan, bukan dalam rekening terpisah (rekening tersendiri retur dan pengurangan harga pembelian).
  3. Harga pokok penjualan diakui pada saat penjualan dengan mendebit rekening harga pokok penjualan dan mengkredit rekening persediaan barang dagangan.
  4. Persediaan merupakan rekening pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu. Buku pembantu berisi catatan persediaan secara individual (tiap-tiap jenis barang dibuatkan suatu buku pembantu). Dalam buku pembantu ini memperlihatkan tentang kualitas dan harga tiap-tiap persediaan.
Dalam melakukan pencatatan persediaan barang dengan metode perpetual, setiap transaksi pembelian barang dicatat dalam persediaan barang. Apabila barang tersebut dijual, dicatat dalam penjualan, serta mencatat pula harga pokok barang yang dijual.
Untuk mendapatkan akurasi perhitungan persediaan memang lebih baik menggunakan metode perpetual karena persediaan bisa diketahui setiap waktu. Sementara, menggunakan metode fisik bisa dijadikan perhitungan persediaan akhir sebagai perbandingan perhitungan untuk mendapatkan jumlah persediaan barang yang lebih akurat.

Selasa, 09 Mei 2017

PERUSAHAAN DAGANG


Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang    dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.
Perusahaan – perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan dagang antara lain adalah distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada, plasa, pusat-pusat perbelanjaan, atau pusat barang-barang grosir.


Adapun ciri-ciri perusahaan dagang, antara lain sebagai berikut :

  1. Kegiatan usahanya melakukan pembelian barang untuk dijual kembali tanpa melakukan proses produksi (mengolah/mengubah bentuk)
  2. Pendapatan pokoknya diperoleh dari penjualan barang dagang
  3. Harga pokok barang yang dijual adalah : Nilai persedian awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
  4. Laba kotor diperoleh dari : Penjualan bersih – Harga pokok barang yang dijual 
 
Perusahaan dagang memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan jasa dan perusahaan industry (manufaktur). Oleh karena itu, siklus perusahaan dagang mempunyai karakter khas, yang hanya dijumpai dalam perusahaan dagang. Akun-akun yang merupakan ciri khas perusahaan dagang selain seperti yang terdapat di perusahaan jasa adalah sebagai berikut :
    1. Akun pembelian di sisi debit (D)
    2. Akun penjualan dicatat di sisi kredit (K)
    3. Akun potongan pembelian dicatat di sisi kredit (K)
    4. Akun potongan penjualan dicatat di sisi Debit (D)
    5. Akun retur pembelian dicatat di sisi kredit (K)
    6. Akun retur penjualan dicatat di sisi debit (D)
    7. Akun biaya angkut pembelian dicatat di sisi debit (D)
    8. Akun biaya pengiriman dicatat di sisi debit (D)
    9. Akun persediaan barang dagang dicatat di sisi debit (D)
    10. Akun utang usaha dicatat di sisi kredit (K)
    11. Akun piutang usaha dicatat di sisi debit (D)
    12. Harga pokok penjualan dicatat di sisi debit (D)  

Karakteristik dan kegiatan utama perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
  1. Melakukan transaksi pembelian barang dagang, baik secara tunai maupun kredit
  2. Melakukan transaksi penjualan barang dagang, baik secara tunai maupun kredit
  3. Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi dalam aktivitas perusahaan.
  4. Menerima pembayaran/pelunasan piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi dalam aktivitas perusahaan
  5. Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada pembeli.
 
Jenis-Jenis Perusahaan Dagang
 
Perusahaan dagang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang Diperdayakan
  • Perusahaan Dagang Barang Produksi, yaitu suatu perusahaan yang memperdagangkan produk bahan-bahan baku (raw material) yang sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk menghasilkan sebuah produk lain. Seperti kayu gelondongan dan mesin gergaji.
  • Perusahaan Dagang Barang Jadi, yaitu suatu perusahaan yang memperdagangkan sebuah produk final atau dalam bentuk akhir yang siap untuk dipergunakan manusia. Seperti buku,sepatul, televisi dan lain-lain.
2. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam Konsumen Yang Terlibat
  • Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler),yaitu perusahaan yang secara langsung membeli suatu produk dari pabrik dalam jumlah yang besar. Perusahaan kemudian menjual barangnya ke sebagian pedagang dengan sebuah perantara yang volume penjualan yang cukup besar. Contohnya : Grosir
  • Perusahaan Dagang Perantara (Middleman), yaitu suatu perusahaan yang membeli barang dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer dalam jumlah sedang. Contohnya : subgrosir.
  • Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer), yaitu suatu perusahaan yang langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen bisa membeli secara eceran atau produk yang ditawarkan. Retailer sering kita lihat di lingkungan kita. Contohnya : warung, kios dan swalayan.